Monday, December 19, 2005

Finale (L'arc~en~Ciel)

Kupeluk dirimu dalam diam, hingga
kecantikanmu yang melayang-layang dan pucat pasi tak
terusakkan olehku

Dan kita saling mencari dalam rembulan yang padam,
dan hanya terasa kepedihan takdir yang kita jalani

Perlahan dan tersembunyi, kuulurkan tangan menggapai
sudut bibirmu yang membiru sedih, tersudut hampa

Maka aku melaju menuju akhir di tengah-tengah cahaya mentari ini,
sedemikian membutakanku hingga masadepan tak lagi
nampak, dan kau berbalik untuk menatapku, mengamati tanpa terikat
panah waktu,
dan sungguh kau barulah seorang gadis muda, tanpadosa

Dalam pelukan tanganku engkau terbangun, perlahan
dengan deritamu, derita sedemikian

Dan aku terlampau mendambamu, kewarasanku merayap pergi
tetaplah bersamaku, usah lagi terpisahkan

Terwarnai segala dosa yang runtuh pada kita,
jalan penuh kemarau ini pun terlalui bersama
takkan kuizinkan siapapun menjamah
cinta kita, pun jika itu berarti menghadapi
dewa-dewa

Dan kau pun lepaskan simpul-simpul yang kuanyam
dalam mimpi, dengan satu senyum yang nampak pada cermin kaca

Bayangmu tak pernah dapat membalasku, menari-nari
dalam harapku, larut dalam abadi
Aku tak sanggup selamatkanmu dari keruntuhan
dan telah kuantar engkau pada tidurmu, dalam
pangkuanku
tak terhitung kala yang lampau

Maka aku melaju menuju akhir di tengah-tengah cahaya mentari ini,
sedemikian membutakanku hingga masadepan tak lagi
nampak, dan kau berbalik untuk menatapku, mengamati tanpa terikat
panah waktu,
dan sungguh kau barulah seorang gadis muda,

tanpadosa

Hitomi no Juunin (L'arc~en~Ciel)

Pada kala yang tak pernah kutahu seberapa lama, namun tentu
telah terjalani juga, satu pertanyaan:
"seberapa jauh sesungguhnya kukenal engkau?"
kita pun tersesat dengan petunjuk-petunjuk yang tak lagi
membantu, kutahu ini semua memberatkanmu betapapun
kau coba menyembunyikannya

Bukankah sedemikian aneh ketika aku terus
berputar dalam lingkaran mencoba menolak
arus kesibukan masa mendatangku, namun
hatiku tetap
menarikmu?

Dan saat kutatap akasa, ia telah penuh cahaya
tanpa kehilangan kemilaunya, sedikitpun
maka andai saja kita dapat samai mentari itu,
terus bersinar

Sedikit lagi, lebih lama lagi
kuingin tetap dalam pelukan auramu
sekalipun dunia memanggil-manggil,
aku masih berharap ada di sini

Dengan nafas memutih pada musimsalju yang baru tiba,
melaluinya sekali lagi, terpikirkan olehku,
"apa sebenarnya kulakukan di sini?"

Aku ingin tetap di sini, memaknai senyummu
Hidup dalam tiap perubahan momen sinar matamu
dan pada masa itu, yang senantiasa terwarnai dengan lembutnya,
yang mengeratkan kita, aku berharap dapat hentikan
waktu seterusnya

Aku ingin tetap di sini, memaknai senyummu
Hidup dalam tiap perubahan momen sinar matamu
dan andai aku dapat membawamu pada satu musim di mana
bebungaan bermekaran di angkasa selaksa kristal-kristal salju

menuju bebungaan itu..

Feeling Fine (L'arc~en~Ciel)

Adakah engkau baik-baik saja?
Pada satu malam yang tak juga habis, kilas-kilas parasmu
Dikatakannya padaku, "mencintaimu membahagiakan tiap-tiap hariku"
Jangan, mohon jangan berkata dengan ekpresi sedemikian,
seperti di masa-masa itu

Meski kita tersatukan, kurasa aku telah menyadarinya sejak pertama
sesuatu dari masa yang lampau, yang mengajarkan makna kata-
kata selamat tinggal

Kapankah sanggup kulepas ikatan ini,
dan meniadakanmu?

Adakah engkau baik-baik saja?
Tidaklah dikatakannya salam perpisahan di tengah
perjalanan panjang ini, melainkan:
"mencintaimu membahagiakan tiap-tiap hariku"
dan dunia berjalan seolah tiada apa, meninggalkanku

Kebebasan, tanpa batas, kumiliki segala waktu
namun entah apa kulakukan dengannya
sekalipun kuakhiri pada hari-hari bermandi mentari, dapat saja
kulakukan, namun..

tetap kujulurkan tanganku kembali pada pintu yang sama,
sekalipun sekejap lagi dan aku pun terlupakan

kehangatan, sekilasmata, dirimu..
dan aku pun sadari, kau ada dalam impian, tanpa harus sadari
apapun terjadi di sini

Adakah engkau baik-baik saja?
Akan kuhentikan perjuangan sia-sia ini, kulangkahi esok hari
dan kuikrarkan, "mencintaimu membahagiakan tiap-tiap hariku"
dan sekejap saja,
aku terjatuh pada lelap dan engkau pun menghilang

dengan satu senyuman